Kantor Kementerian Pertahanan di Damaskus Hancur Akibat Serangan Israel pada (16/7/2025) - net
Afiliasi.net - Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menghantam kantor pusat Kementerian Pertahanan Suriah di pusat Damaskus, Rabu (16/07). Serangan itu juga menargetkan pasukan pemerintah Suriah di wilayah selatan negara itu, termasuk kendaraan lapis baja dan gudang senjata dilansir dari bbcnews (17/7/2025).
Selain markas kementerian, serangan dilaporkan mengenai area di sekitar Istana Presiden Suriah serta sejumlah fasilitas militer di Provinsi Suweida.
Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam keras serangan tersebut, menyebut Israel sengaja membidik lembaga pemerintah dan fasilitas sipil. Pihak Suriah menyebut serangan itu menewaskan sejumlah warga sipil.
“Serangan terang-terangan ini adalah bagian dari kebijakan Israel untuk memicu ketegangan, menciptakan kekacauan, dan merusak keamanan serta stabilitas Suriah. Ini adalah pelanggaran jelas terhadap Piagam PBB dan hukum humaniter internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Suriah dalam pernyataannya.
Alasan Israel Melakukan Serangan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membenarkan operasi militernya dengan alasan melindungi komunitas Druze di Suriah selatan yang menurutnya terancam oleh milisi pro-rezim.
“Kami berusaha menyelamatkan saudara-saudara Druze kami dan melenyapkan geng-geng rezim,” ujar Netanyahu.
Ia menekankan Israel memiliki komitmen untuk mencegah ancaman terhadap komunitas Druze, yang juga tinggal di Israel dan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan melalui platform X bahwa “peringatan di Damaskus telah berakhir” dan operasi di Suweida akan berlanjut hingga “pasukan yang menyerang Druze mundur sepenuhnya”.
Dalam unggahan terpisah, Katz membagikan klip video yang menayangkan seorang penyiar TV bersembunyi di bawah meja saat serangan udara Israel mengguncang pusat Damaskus, disertai keterangan “pukulan menyakitkan telah dimulai”.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan di selatan Suriah. Namun ia menyampaikan keyakinan bahwa eskalasi ini dapat diakhiri dalam waktu dekat.
“Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik untuk mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini,” tulis Rubio di X pada Rabu malam.
Pemerintah Suriah mengatakan menyambut baik upaya mediasi dari Amerika Serikat dan negara-negara Arab untuk mendorong penyelesaian damai. Hingga saat ini, Israel belum merespons usulan gencatan senjata.
Latar Belakang Ketegangan
Ketegangan di Provinsi Suweida meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. Komunitas Druze, kelompok minoritas yang mempraktikkan cabang Syiah tersendiri, telah lama memendam kecurigaan terhadap Presiden sementara Ahmed al-Sharaa, meskipun ia berjanji melindungi mereka.
Kekerasan sektarian di wilayah itu melonjak dalam delapan bulan terakhir. Pada Mei lalu, bentrokan antara kelompok Druze, pasukan keamanan Suriah, dan milisi Islamis menewaskan puluhan orang di Damaskus dan Suweida.
Konflik memanas pada Minggu (13/07) saat milisi Druze dilaporkan mengepung dan merebut wilayah permukiman Badui di Kota Suweida, menewaskan lebih dari 300 orang. Kekerasan pun menyebar ke desa-desa sekitar.
Ketegangan dipicu oleh penculikan seorang pedagang Druze di jalan raya menuju Damaskus pada Jumat (11/07). Menyusul eskalasi tersebut, Kementerian Dalam Negeri Suriah mengumumkan pengerahan pasukan untuk menegakkan ketertiban, menyalahkan “ketidakhadiran lembaga resmi” sebagai penyebab kekacauan. (*)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#israel #serang #suriah #damaskus #kementerian #pertahanan #hancur #netanyahu