Minggu, 24 November 2024 01:57 WIB

Daerah

Merawat Gagasan Brilian Cak Nur, Pemuda Kaltim Gelar Diskusi Bertajuk "Fikiran, Karya dan Kontroversi Sang Begawan Ide"

Redaktur: M. Yusuf
| 2.405 views

Foto bersama inisiator, pembicara dan para anak muda usai diskusi peringatan Harlah Cak Nur, Senin (22/3/2021) malam.

Samarinda, Afiliasi.net - Suasana malam di kedai kopi jalan Juanda tepatnya di Setiap Hari Coffe Senin malam terlihat ramai didatangi pengunjung.

Puluhan pasang mata yang hadir didominasi para anak muda. Cuitan tumpah ruah dalam forum tersebut.

Semangat anak muda malam itu mengarah pada gagasan besar seorang tokoh yang tidak asing ditelinga masyarakat. Berikut dengan gagasan kontroversinya.

Dia, Cendikiawan Muslim Indonesia Prof.DR. Nurcholish Madjid atau akrab disapa Cak Nur. Cak Nur lahir pada 17 Maret 1939, meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2005.

Memperingati hari lahirnya, pemuda Kaltim menggelar diskusi bertajuk "Fikiran, Karya dan Kontroversi Sang Begawan Ide". Senin (22/3/2021).

Erlyando Saputra selaku inisiator acara menyampaikan tujuan diadakannya peringatan Harlah Harlah Cak Nur.

"Ini kita peringati untuk kembali membumikan fikiran-fikiran besar Cak Nur tentang Islam, Kemoderenan dan Keindonesian," ungkapnya.

Cak Nur menurutnya adalah satu dari sedikit tokoh di indonesia yang mampu menjawab secara tuntas tentang problematika Islam dan ke Indonesiaan dan bagaimana seyogyanya sikap umat islam dalam menghadapi modernisasi.

"Beliau tokoh yang dalam tanda petik idenya radikal, sehingga memang melahirkan berbagai macam perdebatan dan kontroversi tentang sosok dan pemikirannya. Seperti yang dikatakan sendiri oleh Cak Nur. Saya ini tidak keras tetapi ide saya yang keras". Jelas Nando sapaan akrabnya. 

Rencana panjang terkait diskusi pemikiran semacam ini akan terus dilakukan. Nando berharap lebih jauh bahwa dengan diskusi ini ada koneksi dan interkoneksi antara pemikiran masa kini, masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga tidak ada keterputusan sejarah.

Di tengah budaya visual dan budaya gawai atau gadget, para pemuda perlu membumikan budaya literasi dan pemikiran sebagai penyeimbang.

"Memang peminatnya sedikit tapi itulah cara kita merayakan ruang yang hampir kosong tersebut," Jelas ketua Badko HMI Kaltimtara 2016 - 2018 dan pengurus GP Ansor Kaltim 2015 -2019. 

Nando berjanji bahwa diskusi diskusi seperti ini akan terus di inisiasi secara berkelanjutan sebagai cara memberi ruang generasi muda untuk bersilaturahmi dan tukar gagasan yang produktif.

"Diskusi seperti ini Insha Allah akan terus gelar secara berkelanjutan," pungkasnya.

Diskusi ini sendiri menghadirkan Narasumber DR.Murjani. SH. M.Hum selaku akademisi dan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fadli Ahmad Penulis Buku "Setelah pluralisme apa lagi".

Peserta diskusi tercatat sejumlah 80 orang rata rata dari kalangan mahasiswa, aktivis, pegiat sosial dan dosen. (tim redaksi Afiliasi)


TOPIK BERITA TERKAIT: #cak-nur #pemuda-kaltim 

Berita Terkait

IKLAN



Berita Lainnya

Terpopuler