Balikpapan, Afiliasi.net - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Komnas KIPI memastikan, kematian Guru Honorer Muhammad Azmi Ramadhani (25) di Balikpapan, bukan karena suntikkan vaksin Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, berdasarkan putusan rapat yang dilakukan oleh Komnas KIPI pada Rabu, 2 Juni lalu.
"Kesimpulannya memang sangat minim pemeriksaan penunjang. Padahal untuk mendiagnosa, dibutuhkan pemeriksaan yang lengkap," ungkap wanita yang kariba disapa dr Dio ini, Kamis 9 Juni 2021.
Dio merinci, pemeriksaan lengkap yang dimaksud antara lain adalah rontgen dan pemeriksaan Swab PCR. Karena di Puskesmas tidak ada alat penunjang pemeriksaan tersebut, mendiang pun harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Namun kondisi mendiang Azmi saat itu langsung mengalami perburukan dan meninggal dunia ketika tiba di RSUD Beriman. Tanpa pemeriksaan dari pihak rumah sakit.
Ia melanjutkan, keputusan Komnas KIPI ini sendiri sudah merangkum keterangan dari orangtua mendiang Azmi.
"Kalau dari keterangan ibu bahwa ada demam dan batuk, maka kemungkinan itu adalah pneumonia atau radang paru-paru dan infeksi paru-paru," jelasnya.
Dengan demikian, Komnas KIPI menyatakan kejadian ini bukan disebabkan oleh vaksinasi atau biasa disebut koinsiden. "Koinsiden ini sering terjadi," tegasnya. (*)
Penulis: Rizna
TOPIK BERITA TERKAIT:
#guru-honorer-meninggal-setelah-divaksin #andi-sri-juliarty #kadinkes-balikpapan #komnas-kipi #muhammad-azmi-ramadhani