Jakarta, Afiliasi.net - Calon presiden (Capres) ataupun calon wakil presiden (Cawapres) usungan Partai PDI Perjuangan (PDIP) hingga kini belum juga pasti. Padahal, dua sosok yakni Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, santer mengisi pemberitaan media terkait kandidat presiden asal partai berlambangkan banteng dan moncong putih itu.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto melalui rilis resmi DPP PDIP menyatakan, pada saatnya, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri akan mengumumkan siapa capres-cawapres yang diusung PDIP di Pilpres 2024.
Hasto menegaskan, bagi PDIP, menjadi presiden dan wakil presiden itu akan ditentukan oleh rakyat. Terlebih, baru saja, ketua umum mereka yakni Megawati, menerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, karena dinilai sebagai model pemimpin strategik. Megawati juga dikatakan Hasto, memikirkan masa depan bangsa dengan menyiapkan sosok-sosok pemimpin untuk masa mendatang.
"Sehingga kehendak rakyat itulah yang akan dibaca oleh Bu Megawati yang punya hak prerogatif dan inipun di dalam memohon terang dari Tuhan yang Maha Kuasa agar memberikan suatu inspirasi terhadap pemimpin ke depan guna membawa kejayaan bangsa ini," kata Hasto, menjawab wartawan, usai pengukuhan gelar profesor dari Unhan untuk Megawati, Jumat (11/6/2021).
"Yang jelas bukan saya. Saya membantu Bu Mega membangun partai," tambah Hasto, saat diwawancara awak media.
Megawati dan PDIP, dikatakan Hasto memahami bahwa survei adalah instrumen. Namun harus dipastikan tanpa rekayasa opini.
"Tadi kan Ibu Mega mengatakan supremasi opini itu sering kali mengalahkan fakta. Dan menjadi seorang pemimpin memang dia harus punya kemampuan komunikasi politik yang baik. Tetapi di luar itu, dia punya tanggung jawab, dia punya kekokohan dalam hal prinsip. Dia punya kemampuan teknokratik dan itu kan harus dipersiapkan, dilakukan dengan sebaik baiknya," urai Hasto.
"Jadi kita tunggu momentum yang tepat dari PDI Perjuangan, dari Bu Mega untuk mengumumkan siapa calon presiden dan wakil presiden," tegas Hasto.
Mengutip orasi ilmiah Megawati soal kepemimpinan strategik, pihaknya akan mencari sosok pemimpin yang punya watak pembebasan serta keberpihakan kepada Wong Cilik. Pemimpin strategik yang punya tanggung jawab bagi masa depan bangsa dan negara.
Megawati juga menyatakan kepemimpinan strategik itu bukan hanya bicara keberhasilan masa lalu, namun bagaimana korelasinya dengan masa kini dan tanggung jawab akan masa depan.
"Dan kalau kita lihat kepemimpinan strategik ibu Megawati Soekarnoputri, memang punya orientasi menyiapkan kader-kader pemimpin tidak hanya bagi 2024 yang akan datang, tetapi bagi kelangsungan bangsa dan negara ini dengan jati diri bangsa itu," papar Hasto.
Dia lalu menyontohkan tahun 2014 lalu. Saat itu, banyak yang meragukan ketulusan Megawati bertanggung jawab atas masa depan Indonesia. Dan Megawati menjawabnya dengan sebuah keputusan genuine mengusung Joko Widodo (Jokowi), menjadi presiden.
"Bapak Jokowi ini berproses dari bawah. Dari wali kota, gubernur, dan kemudian menjadi presiden RI. Nah karakter kepemimpinan dari bawah inilah yang terus didorong, pemimpin yang memahami hati dan kehendak dari rakyat itu sebagai fungsi yang dijalankan oleh partaii politik seperti PDI Perjuangan," pungkas Hasto.
Penulis: Cika
TOPIK BERITA TERKAIT:
#hasto-kristiyanto #capres-pdip #megawati-soekarnoputri #pdi-perjuangan #ganjar-pranowo #puan-maharani #pilpres-2024 #wong-cilik