Selasa, 23 Desember 2025 11:55 WIB

Daerah

Pidato Megawati Soal Damkar Jadi Sorotan, Kadis Damkar Kukar Beri Tanggapan Tenang dan Berimbang

Redaktur: Redaksi
| 0 views

Armada Damkar Kukar. (Ist)

Afiliasi.net — Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menjadi sorotan publik usai menyampaikan pidato bernada kritik terhadap kinerja petugas pemadam kebakaran. Pernyataan tersebut disampaikan Megawati dalam Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban yang digelar pada Jumat (19/12/2025), dan dengan cepat memantik beragam respons dari masyarakat maupun jajaran pemadam kebakaran di daerah.

Dalam pidatonya, Presiden ke-5 Republik Indonesia itu secara terbuka mengaku merasa jengkel melihat penanganan kebakaran yang dinilainya lamban. Megawati bahkan mencontohkan pengalaman yang menurutnya kerap terjadi saat insiden kebakaran, di mana petugas Damkar baru tiba ketika api sudah membesar.

“Saya tuh sampai menit-menit seperti sekarang saya tuh jengkel. Damkar itu kalau ada yang kebakaran kan kedengaran toh sirine gitu, saya hitung, paling cepat setengah jam. Padahal api sudah menyala entah sampai ke mana. Jadi kok enggak dibenerin gitu loh. Kenapa sih sebetulnya? Yaitu harusnya ada sebuah rencana yang dilakukan. Nah, untuk itu saya ngomong rencana,” kata Megawati dalam pidatonya.

Pernyataan tersebut langsung menuai perhatian luas, terutama di media sosial. Sebagian publik menilai kritik Megawati sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan masyarakat. Namun, tak sedikit pula yang menilai pernyataan itu perlu dilihat secara lebih proporsional, mengingat kompleksitas tantangan yang dihadapi petugas pemadam kebakaran di lapangan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disdamkarmatan Kukar), Fida Hurasani, memberikan respons yang tenang dan berimbang. Ia menegaskan bahwa kritik tersebut sah-sah saja disampaikan sebagai bagian dari penilaian publik terhadap layanan pemadam kebakaran.

“Saya melihatnya sah-sah saja beliau memberikan penilaian seperti itu. Mungkin beliau pernah memiliki pengalaman atau melihat secara langsung kejadian di lapangan,” ujar Fida Hurasani saat dimintai tanggapan secara eksklusif.

Menurut Fida, setiap orang tentu memiliki sudut pandang masing-masing terhadap kinerja pemadam kebakaran. Namun, ia menekankan bahwa para petugas di lapangan selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban.

“Pada prinsipnya, kami sebagai petugas pemadam kebakaran akan selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik terkait tugas-tugas yang diembankan kepada kami,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam praktiknya, penanganan kebakaran tidak sesederhana yang terlihat dari luar. Ada banyak faktor yang memengaruhi kecepatan dan efektivitas respons petugas, mulai dari keterbatasan sarana dan prasarana, jumlah serta kesiapan sumber daya manusia, hingga kondisi lingkungan dan geografis lokasi kejadian.

“Terlepas dari segala macam permasalahan yang dihadapi, baik sarana prasarana, sumber daya manusia, kondisi lingkungan, serta banyak faktor lainnya, itu semua menjadi tantangan tersendiri bagi kami petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan,” jelas Fida.

Ia mencontohkan, jarak tempuh ke lokasi kebakaran, kepadatan lalu lintas, akses jalan sempit, hingga kondisi cuaca sering kali memengaruhi waktu kedatangan armada Damkar. Belum lagi, di beberapa daerah, jumlah armada dan personel belum sebanding dengan luas wilayah serta tingkat kerawanan kebakaran.

Meski demikian, Fida menegaskan bahwa kritik yang disampaikan Megawati dapat dijadikan bahan evaluasi dan refleksi bagi seluruh jajaran pemadam kebakaran, baik di tingkat pusat maupun daerah. Ia menilai masukan dari tokoh nasional seperti Megawati seharusnya menjadi pemicu untuk memperkuat sistem perencanaan dan mitigasi kebakaran.

“Semua orang pasti mempunyai penilaian sendiri-sendiri terhadap pemadam kebakaran dan penyelamatan. Yang terpenting, kami terus berbenah dan memperbaiki diri,” ujarnya.

Pernyataan Fida ini mendapat respons positif dari sejumlah kalangan, terutama relawan pemadam kebakaran dan petugas di daerah. Mereka menilai sikap terbuka dan tidak defensif tersebut mencerminkan profesionalisme aparat pelayanan publik.

Di sisi lain, pengamat kebencanaan menilai kritik Megawati menyoroti persoalan klasik yang selama ini dihadapi pemadam kebakaran di Indonesia, yakni soal perencanaan, kesiapan sistem, dan pemerataan fasilitas. Menurut mereka, kecepatan respons Damkar tidak bisa dilepaskan dari dukungan kebijakan, anggaran, dan komitmen pemerintah daerah.

Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban sendiri bertujuan mendorong penguatan sistem penanggulangan bencana di Indonesia, termasuk kesiapan menghadapi kebakaran sebagai salah satu bencana yang paling sering terjadi di kawasan permukiman padat.

Dengan mencuatnya pernyataan Megawati dan respons dari jajaran Damkar, publik kembali diingatkan bahwa penanganan kebakaran bukan semata-mata soal cepat atau lambatnya sirine terdengar. Di balik itu, terdapat persoalan sistemik yang membutuhkan perencanaan matang, dukungan anggaran memadai, serta kolaborasi semua pihak demi keselamatan masyarakat. (*)

Editor: Redaksi


TOPIK BERITA TERKAIT: #samkar-kukar #damkar #kukar #pidato-megawati-damkar #megawati-soekarnoputri 

Berita Terkait

IKLAN