Samarinda, Afiliasi.net - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Samarinda telah di mulai sejak tanggal 20 September 2021 lalu, hal ini tentunya perlu perhatian lebih dari pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda dan juga sekolah yang menggelar PTM untuk meminimalisir terjadinya kluster diantara pelajar.
Sebab itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husein mengatakan jika Dinkes Samarinda dan penggelar PTM harus lebih teliti dalam mengawasi para siswa dari mulai masuk hingga pulang sekolah.
"Bahkan, jika perlu dites sesekali terkait kesehatan siswa," ucap saat dikonfirmasi pewarta, Sabtu 16 Oktober 2021.
Selain itu, dirinya juga menambahkan jika fasilitas kesehatan di setiap sekolah harus lengkap. Hal itu dikatakannya agar ketika ada siswa yang terpapar Covid-19, tim kesehatan yang ada di sekolah tersebut dapat menangani dengan cepat.
Sani juga menerangkan, selain fasilitas sekolah, tentunya pihak orang tua siswa juga berperan penting dalam pengawasan.
"Setidaknya pertolongan pertama, karna itu sangat penting. Orang tua siswa juga harus terlibat mengawasi anak-anaknya saat mengantar maupun pulang, pastikan anak itu sehat,” jelasnya.
Selain memastikan anak turun langsung ke sekolah, pihak orang tua juga harus dapat mengawasi anak-anaknya agar tidak berkeliaran selain ke sekolah. Untuk meminimalisir penularan Covid terjadi.
"Selain rawan untuk terjangkit Covid-19. Hal itu juga dipastikan membahayakan teman-temannya," ungkap Sani.
Sementara itu, Sani juga meminta kepada para tenaga pendidik atau guru untuk tidak terlalu banyak memberikan tugas kepada para siswa. Dikarenakan, perlu untuk para pelajar untuk beradaptasi di suasana yang baru ini.
"Sudah satu tahun lebih ini mereka tidak sekolah tatap muka, dan pasti penyesuaian diri serta pemulihan psikologi anak berbeda juga," pungkasnya.
TOPIK BERITA TERKAIT:
#dprd-samarinda #sekolah-tatap-muka-di-samarinda #sani-bin-husein