Samarinda, Afiliasi.net – Senyawa etilen glikon yang teridentifikasi terkandung dalam banyak sirop obat dan beredar di Indonesia diduga berkaitan erat dengan kasus gagal ginjal akut misterius yang belakangan marak terjadi.
Per tanggal 20 Oktober 2022 ini, Pemprov DKI Jakarta melaporkan ada peningkatan kasus gagal ginjal akut ini. Dari 71 kasus, sebesar 85 persen penderitanya merupakan balita, dan 40 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kasus ini menjadi atensi serius Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dengan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.
Dalam surat tersebut, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan diminta tak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sirop. Termasuk apotek-apotek yang tak diperkenankan menjual bebas obat sirop untuk sementara ini.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar menyatakan bahwa di Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya Kota Samarinda, kasus gagal ginjal misterius belum ditemukan.
“Alhamdullah, sampai hari ini belum ada,” ujar Deni kepada media ini, Kamis, 20 Oktober 2022.
Namun demikian, Deni meminta agar pemerintah dan masyarakat tak lengah. Terlebih, di Kaltim saat ini tengah memasuki kondisi pancaroba yang mampu membuat ketahanan fisik dan kekebalan tubuh menurun. Terutama pada anak-anak.
“Tetap waspada. Kami imbau orang tua agar memastikan kondisi anaknya sehat dan bugar ke sekolah. Kalau memang kondisi sakit, diistirahatkan saja dulu di rumah. Karena bagaimanapun faktor lelah bisa jadi penyebabnya pula,” pinta Deni.
“Apalagi peringatan BMKG di Kaltim ada cuaca ekstrem sampai tanggal 21 besok, dari hujan tiba-tiba kemudian panas. Sama-sama kita menjaga,” sambungnya.
Selain itu, Deni menegaskan agar apotek-apotek turut menahan penjual-belian obat-obatan dalam bentuk sirop sesuai surat edara Kemenkes RI. Sebab, imbauan tersebut berlaku untuk seluruh daerah Indonesia.
“Saat ini kasus tertinggi di Pulau Jawa. Tapi ini upaya untuk mencegah juga. Kandungan paracetamol mungkin bagus, tapi ketika kondisi fisik menurun mungkin implikasinya menjadi tidak baik. Ini yang saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Kemenkes RI sedang mendorong BPOM untuk memastikan,” ujar politisi Gerindra tersebut.
“Kita harapkan ikuti edaran yang ada. Kepada apotek tidak melakukan penjualan bebas akan obat yang dilaran pemerintah,” imbuhnya
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismid Kusasih, menyebut kasus ginjal akut misterius di Kota Tepian dipastikan nihil. Ismid menyebut, layakanya penanganan saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, Pemkot Samarinda akan mengikuti arahan dari pemerintah pusat.
“Tentu kami akan ikuti. Faskes dan apotek kita imbau sementara ini tidak meresepkan atau menjual obat sirop. Hari ini kami juga ada pertemuan virtual dengan Kemenkes terkait penanganan ini,” jelasnya. (*)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#gagal-ginjal-akut-misterius #deni-hakim-anwar #dprd-samarinda