Afiliasi.net - Para pemimpin dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab dan Islam yang berlangsung di Riyadh mengeluarkan seruan tegas untuk membekukan keanggotaan Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seruan ini mencerminkan respons yang semakin intens terhadap konflik yang masih berlangsung di Timur Tengah.
Dilansir dari viaindonesia, Desakan tersebut muncul seiring dengan berlanjutnya operasi militer Israel di Gaza dan Lebanon, yang terus memanaskan situasi di kawasan tersebut. Pada penutupan KTT, Senin (11/11), Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menekankan pentingnya langkah tersebut sebagai bentuk upaya diplomatik negara-negara Arab dan Islam.
“Saya yakin banyak negara akan mendukung gagasan pembekuan keanggotaan Israel di PBB,” ujar Aboul Gheit, yang memperlihatkan keyakinannya bahwa dukungan internasional terhadap tindakan ini akan meningkat.
KTT yang berlangsung di ibu kota Arab Saudi ini fokus untuk mencari solusi penghentian kekerasan di Gaza dan Lebanon. Dalam konferensi pers, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan bahwa negara-negara Arab dan Islam berkomitmen penuh untuk menurunkan ketegangan di kawasan dan mendukung solusi damai berbasis dua negara.
“Kita tidak boleh membiarkan komunitas internasional menutup mata terhadap pelanggaran Israel dan mengalihkan perhatian pada hal-hal yang tidak penting,” tegas Pangeran Faisal.
Pernyataan akhir dari KTT ini juga mencakup tuntutan agar seluruh negara menghentikan ekspor senjata ke Israel, sebagai upaya untuk mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut. Dukungan juga disampaikan kepada inisiatif yang dipimpin oleh Turki dan didukung oleh 18 negara inti, 52 negara lainnya, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Liga Arab, yang bertujuan untuk mendesak Dewan Keamanan PBB menghentikan pasokan senjata ke Israel.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan Israel untuk mengakhiri operasinya di wilayah konflik dan membuka jalan bagi perdamaian di Timur Tengah.(*)
TOPIK BERITA TERKAIT:
#ktt-arab-islam #desak-bekukan #keanggotaan #israel #konflik #timur-tengah