Jumat, 10 Mei 2024 02:24 WIB

Daerah

Survive di Masa Pandemi, Pengrajin Asal Samarinda Ini Berhasil Menyulap Sabut Kelapa Jadi Pot Unik Bernilai Fantastis

Redaktur: M. Yusuf
| 2.547 views

Owner Cocofiber saat ditemui awak media, Rabu (6/1/2021)

Samarinda, Afiliasi.net - Pandemi Covid-19 yang menimpa dunia saat ini, benar-benar memaksa para pelaku usaha untuk tetap survive. Beragam upaya dilakukan, walau dihadapkan dengan ketidakpastian. 

Memanfaatkan hasil limbah sabut kelapa, Sigit pengrajin asal Samarinda ini contohnya. Dengan kegigihan dan kreativitasnya, ia berhasil membuka peluang bisnis baru di tengah pandemi yang menerjang.

Menyulap sabut kelapa menjadi pot bunga dengan ragam bentuk yang menarik adalah cara Sigit bertahan di saat banyak pengusaha yang terancam gulung tikar. Usaha ini, ia beri nama "Cocofiber Loa Bakung".

Berangkat dari hobi bercocok tanam yang mulai digandrungi masyarakat, Sigit dan dua rekannya berhasil memodifikasi pot bunga yang biasa terbuat dari bahan dasar plastik.

"Kita ingin buat yang beda dengan memanfaatkan media tanam yang ramah lingkungan. Yang kita pakai ya serabut kelapa ini," ujarnya saat ditemui di toko pribadi miliknya, Rabu (6/1/2021).

Media sabut kelapa yang telah di serut menjadi helai demi helai itu, kata Sigit, memiliki keunggulan tersendiri sebagai media tanam.

"Karena penyerapan airnya tinggi dan tanaman bisa terus sejuk meski di dalam ruangan. Tidak perlu banyak disiram air karena sudah bisa jadi daya tampung air," terangnya.

Semua jenis tanaman dapat ditanam di dalam pot Cocofiber. Jenis tanaman yang biasa digandrungi pencinta tanaman hias yakni Aglonema, Sansivera atau lidah mertua, gelombang cinta dan anggrek hias.

Masing-masing tanaman dibandrol harga yang cukup murah. Bunga anggrek dengan jenis anggrek bulan premium siap berbunga di jual seharga Rp 220 ribu include dengan pot dan media tanamnya.

"Tanaman Sensivera atau lidah mertua diharga Rp 120 ribu lengkap dengan pot dan media tanamnya," bebernya.

Sementara tanaman gelombang cinta sebut Sigit memili harga yang bervariatif.

"Bisa Rp 300 ribu - Rp 500 ribu. Tanduk rusa jenis tanaman hias gantung dibandrol seharga Rp 70 ribu sampai 80 ribu sizenya cukup besar," sambungannya.

Untuk pot Cocofiber satuan dijual dikisaran harga Rp 22 ribu sampai Rp 35 ribu. Dilihat dari besar kecil dan kerumitan bentuknya.

"Sebenarnya untuk bentuk hanya untuk menambah nilai estetik saja," tuturnya.

Di toko Jalan KH Mas Mansyur RT 01 No.34 Loa Bakung itu tidak hanya menjual pot bunga. Namun ada juga sekam bakar. Selain itu ada juga Cocofiber yaitu bahan dasar pembuatan pot namun bisa juga digunakan untuk penutup atas tanaman. Fungsinya selain mempercantik juga dapat menahan tanah agar tidak terhambur pada saat menyiram.

"Harganya per pack sekam bakar Rp 20 ribu. Kalau cocofit dan cocofiber itu Rp 15 ribu," ungkapnya.

Hingga saat ini, dalam kurun waktu satu bulan, Sigit dan dua orang rekannya berhasil mengembangkan usaha mikro tersebut dengan membuka pelatihan untuk para mitra pengrajin pembuatan Cocofiber.

"Disitu kita share profit ongkos pembuatan. Sudah ada mitra 3 orang pengrajin di Cocofiber Loa Bakung. Di tempat lain mungkin 5 orang mitra pengrajin," pungkasnya.

Sebagai informasi jika ada masyarakat yang ingin membeli atau menjadi reseller dan mitra kerja dapat menghubungi owner Cocofiber melalui Facebook @CocofiberLoaBakung.

Editor : M. Yusuf


TOPIK BERITA TERKAIT: #pengrajin-di-samarinda #pot-unik #cocofiber-loa-bakung #cara-membuat-pot-dari-sabut-kelapa 

Berita Terkait

IKLAN



Berita Lainnya

Terpopuler