Afiliasi.net - Sekelompok masa melakukan unjuk rasa untuk menentang aksi pembakaran Al-Qur'an yang direncanakan oleh pemimpin gerakan Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), Edwin Wagensveld di Belanda. Pihak kepolisian berusaha mengamankan masa sehingga terjadilah bentrok antara kedua pihak.
Sejumlah orang berhasil ditangkap dalam kejadian tersebut. Dilansir dari DetikNews pada Senin (15/1/2023), dari Anadolu Agency memberitakan bahwa Kepolisian Belanda menerangkan bahwa sekelompok orang melakukan unjuk rasa menentang aksi PEGIDA membakar Al-Qur'an, tetapi PEGIDA memiliki izin untuk melakukan aksinya itu dari pemerintahan kota Arnhem.
Wali Kota Arnhem Ahmed Marcouch memperbolehkan pembakaran terhadap kitab suci. Dia juga yang melarang ada sebuah aksi unjuk rasa jika dinilai bisa menganggu ketertiban umum.
Namun perizinan terhadap pembakaran kitab suci ini, terutama Al-Qur'an, dikecam oleh anggota dewan kota Arnhem dari Partai Denk, Yildirim Usta. Ia mengkritik Marcouch yang telah mengizinkan serangan PEGIDA terhadap Al-Qur'an.
Sementara itu, sosok Wagensveld yang berencana membakar Al-Qur'an itu diketahui sudah beberapa kali merencanakan aksi serupa di berbagai wilayah Belanda.
Salah satunya pada 22 Januari 2023 lalu, ketika Wagensveld merobek Al-Qur'an dalam aksi di depan gedung parlemen Belanda di Den Haag. Dia mengulangi aksinya di Utrecht pada 13 Februari tahun lalu, kemudian di depan Kedutaan Besar Turki di Den Haag pada 18 Agustus dan 23 September 2023.
Wagensveld sempat ditangkap polisi saat berencana membakar Al-Qur'an di Rotterdam pada 22 Oktober 2022. Namun penangkapan itu hanya berlangsung singkat dan dia dibebaskan pada hari yang sama. Keesokan harinya dia berusaha melakukan aksi serupa di Den Hag dan ditangkap kembali karena tidak mematuhi aturan unjuk rasa.
Editor: Siti Mu'ayyadah
TOPIK BERITA TERKAIT:
#bentrok-massa-dan-kepolisian #belanda #pembakar-al-quran