Afiliasi.net - Nama Sumanto, pria asal Purbalingga, Jawa Tengah, sempat menghebohkan publik pada tahun 2003 karena kasus kanibalisme. Ia pernah dihukum setelah memakan daging manusia dengan alasan mendalami ilmu hitam. Setelah bebas pada 2006, kini Sumanto bertransformasi dan menjajal peruntungan sebagai konten kreator di media sosial.
Dilansir dari laman tribunjateng, Sumanto kembali menarik perhatian publik lewat konten mukbang (makan-makan) yang diunggahnya. Meski namanya dulu identik dengan kesan seram, kini konten yang dibuatnya cenderung santai dan menghibur. Di akun Instagramnya, @sumantoofficial_, Sumanto kerap membagikan kegiatan sehari-hari, dari makan sate kambing hingga bernyanyi dan berpose di depan kamera.
Didampingi seorang admin yang mengelola kontennya, Sumanto terlihat berusaha tampil natural meskipun terkadang masih terlihat malu-malu. Dengan lebih dari 13.800 pengikut hingga 1 Januari 2025, Sumanto berhasil mencuri perhatian warganet.
Di kolom komentar unggahannya, banyak warganet yang memberikan dukungan moral, menyebut Sumanto sebagai sosok yang pantas mendapatkan kesempatan kedua. Namun, tak sedikit pula yang masih mengaitkan dirinya dengan masa lalu kelamnya.
Selain aktivitas sehari-hari, Sumanto juga sempat bertemu dengan sejumlah tokoh publik, seperti Panji Petualang, Dokter Stephanie, dan Sujiwo Tejo. Bahkan ia pernah membuat konten saat ikut serta dalam Pilkada 2024, menampilkan dirinya sebagai warga yang aktif berpartisipasi dalam masyarakat.
Perjalanan Sumanto tidaklah mudah setelah ia terbebas dari hukuman. Pada awalnya, warga desanya di Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, menolak kehadirannya karena masih dihantui rasa takut. Akhirnya, Sumanto diterima oleh KH Supono Mustajab (Mbah Pono) di Yayasan Annur, sebuah panti rehabilitasi di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
Di sana, ia dididik dengan nilai-nilai agama untuk meninggalkan ilmu hitam yang pernah dipelajarinya. Mbah Pono bahkan sering mengajak Sumanto terlibat dalam kegiatan sosial dan pengajian. Namun, setelah wafatnya Mbah Pono, Sumanto mengalami masa sulit.
Menurut Singgih Prakoso, pengasuh Sumanto, ia sering kali murung dan tidak bisa menerima kepergian Mbah Pono. “Dia sering bertanya, ‘kok Mbah jarang meng ngisor?’ (kok Mbah Pono jarang ke bawah?). Meski sudah dijelaskan berkali-kali, dia tetap tidak percaya,” ungkap Singgih, dikutip dari media kompascom
Kini, Sumanto berusaha membangun citra baru lewat media sosial. Dari sosok yang dulu ditakuti, ia mencoba menunjukkan sisi lain dirinya yang lebih ceria dan menghibur. Meski masa lalunya tidak akan terlupakan, Sumanto kini menunjukkan usaha untuk berubah dan berbaur kembali dengan masyarakat.
Perjalanan hidupnya menjadi pengingat bahwa setiap individu memiliki peluang untuk memperbaiki diri dan memulai babak baru dalam kehidupan. (*).
TOPIK BERITA TERKAIT:
#sumanto #kanibalisme #konten-kreator #mukbang