Jumat, 29 Maret 2024 03:36 WIB

Daerah

Didatangi Direktur Perusahaan Asal Australia, Andi Harun Tertarik Olah Limbah Makanan Jadi Kompos

Redaktur: Rahmadani
| 874 views

Wali Kota Samarinda, Andi Harun (tengah) usai bertemu dengan jajaran perusahan asal Australia bernama Wasteplant, Selasa, 8 Maret 2022 di Balai Kota Samarinda. (Istimewa)

Samarinda, Afiliasi.net – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menerima tamu yang merupakan Direktur sekaligus pendiri Wasterplant.com.au, Andrew Hayim De Vries, di gedung Balai Kota Samarinda pada Selasa, 8 Maret 2022.

Pertemuan dengan desainer dan penemu ekologi berupa teknologi pemanfaatan limbah makanan menjadi kompos asal Australia itu, dikatakan Andi Harun untuk memperkenalkan temuannya guna diterapkan pada sektor pertanian dan perkebunan di Kota Tepian.

Kepada awak media, Andi Harun menyatakan telah menyampaikan instruksi khusus kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda agar wacana pengelolaan limbah makanan menjadi kompos ini bisa ditindaklanjuti sebagai program pilot project Pemerintah Kota Samarinda ke depan.

"Ini sudah dipercontohkan di Srilanka dan ini juga sebagai bentuk penyehatan lingkungan. Sekaligus mengurangi penggunaan pupuk kimia," ungkap Andi Harun kepada awak media.

Andi Harun mengutarakan, ketertarikannya atas proyek ini lantaran didukug tiga hal yakni adanya manfaat edukasi, lingkungan dan ekonomi karena pelaksanannya yang melibatkan partisipasi masyarakat.

Turut menambahkan, dikatakan Andrew bahwa dirinya yang selama 15 tahun belakangan bergerak di bidang pengelolaan sampah mengaku jika Samarinda akan menjadi kota pertama di Kalimantan yang akan mengadopsi teknologi yang sebelumnya pernah ia bawa di Bali.

"Hal terpenting dalam project ini langsung menyasar pada komunitas masyarakat akan proses komposing," ucapnya.

Selain itu, Andrew menyampaikan jika teknologi yang diperkenalkan langsung kepada Wali Kota Andi Harun ini akan memberi dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi. Sekaligus juga media pembelajaran masayarakat. Tak heran, jika teknologi yang ia temukan tersebut diadopsi oleh tiga kota besar di beberapa negara.

Dibeberkannya, bahwa besaran biaya yang dibutuhkan dalam penerapan teknologinya itu sudah pasti lebih mahal jika berkaca di Australia, yakni bisa mencapai US 35.000 dolar. Namun di di Indonesia Andrew menyatakan pihaknya membuat sistem dan perlengkapan yang jauh lebih murah.

"Jika dibangun di sini mungkin lebih murah," kata dia mengakhiri. (*)

Penulis : Vicky


TOPIK BERITA TERKAIT: #wasteplant #wali-kota-samarinda #andi-harun #andrew-hayim-de-vries #kota-samarinda 

Berita Terkait

IKLAN



Berita Lainnya

Terpopuler