Jumat, 22 November 2024 07:30 WIB

Advetorial

Respon Andi Harun Usai Hadiri Bedah Buku Aldera: Kita Diingatkan Kalau Demokrasi Itu Mahal!

Redaktur: Redaksi
| 712 views

Wali Kota Samarinda Andi Harun bersama Anggota VI BPK-RI Pius Lustrilanang menghadiri Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera (Potret Gerakan Politik Kaum Muda (1993 - 1999) yang digelar di GOR 27 September, Selasa (28/2/2023). (Istimewa)

Samarinda, Afiliasi.net – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, turut serta menghadiri Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera (Potret Gerakan Politik Kaum Muda (1993 - 1999) yang digelar di GOR 27 September, Selasa (28/2/2023).

Dalam acara tersebut, pembedah buku adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman (Unmul) Herdiansyah Hamzah dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Sri Murlianti.

Dikonfirmasi awak media, Andi Harun mengatakan ada beberapa catatan dari digelarnya kegiatan bedah buku tersebut. Salah satunya adalah setiap pergantian rezim selalu terdapat korban mulai dari orde lama hingga orde baru, begitu juga orde reformasi.

"Kita semua diingatkan tentang mahalnya harga demokrasi," ungkapnya

Andi Harun juga mengatakan, konsentrasi dari kajian Puis Lustrilanang adalah berfokus pada ideologi kiri yaitu politik kerakyatan. Ia menyebut, ideologi kiri dan kanan muncul pada revolusi Prancis saat kepemimpinan Napoleon Bonaparte.

"Orde reformasi hadir sebagai bentuk perjuangan mempertahankan dan meningkatkan kualitas demokrasi kita," tambahnya.

Andi Harun kemudian mengutip dari pembedah, bahwa dunia hari ini dikuasai oleh oligarki yang mana para pemangku pemerintahan juga bagian daripada elit yang menguasai sumber kekayaan alam, maka terpenting adalah melakukan demokratisasi ekonomi.

"Contohnya Tiongkok dan Singapura yang melakukan demokratisasi ekonomi dan dibuktikan menjadi salah satu negara terkaya hari ini," tambahnya.

Menurut Andi Harun, kita dapat melakukan diskursus lebih tentang sistem kenegaraan karena Tiongkok dan Singapura sistem politiknya masih otokrasi, namun ekonominya telah di demokratisasi. Perbandingannya dengan Amerika yang dituliskan oleh Fukuyama bahwa demokrasi liberal adalah yang paling tepat, namun sampai hari ini terus dipertanyakan karena pada akhirnya Amerika mulai berbicara tentang nasionalisme.

"Kalau dibandingkan dengan Indonesia, demokrasi kita bagus namun tidak dengan demokratisasi ekonominya, maka pilihan kita dimana, apakah akan mengambil jalan tengahnya, hal ini dapat menjadi diskursus akademisi dan mahasiswa," papar Andi Harun.

Terakhir, mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim itu juga mengungkapkan harapannya untuk terus meningkatkan kajian geopolitik dan geoekonomi dunia agar terus menerus tidak berpaku pada satu teori saja dan terus bisa beradaptasi.

"Pilihan aliran apapun yang kita pilih fokusnya pada kemakmuran dan menciptakan Indonesia yang adil dan makmur," pungkas orang nomor satu di Samarinda itu. (*)

 

Editor : Redaksi


TOPIK BERITA TERKAIT: #andi-harun #pemkot-samarinda #buku-aldera #demokrasi 

Berita Terkait

IKLAN