Samarinda, Afiliasi.net - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Kota Samarinda (GMP-KS) mendukung rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk segera melaksanakan revitalisasi Pasar Pagi Samarinda. Selain itu, mereka juga mengecam aksi dua orang calon legislatif yang diduga sengaja menjadikan isu revitalisasi ini sebagai bahan kampanye untuk mendulang elektabilitas jelang Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024, mendatang.
Koordinator GMP-KS, Nhazaruddin menuding, upaya politisasi yang dilakukan oknum caleg itu dengan cara mempengaruhi 48 warga pemegang sertifikat hak milik (SHM) yang belakangan dikabarkan menolak rencana pembangunan ulang pasar yang selama ini menjadi salah satu ikon di Kota Tepian.
“Sekarang pemkot sedang melakukan upaya revitalisasi Pasar Pagi agar fasilitas umum yang lebih baik dan nyaman. Cuman masalah hari ini, kami mendapati oknum-oknum yang coba mempolitisasi terkait revitalisasi tersebut,” ucap Nhazar pada Jumat, 9 Februari 2024.
Menurut Nhazar, tindakan politisasi yang dilakukan oknum caleg tersebut bertujuan untuk mengumpulkan simpatisan, terutama di kalangan pemilik SHM yang terdampak.
"Ini jelas merupakan bagian dari agenda politik menjelang pemilihan, yang sayangnya turut mencampuri proses pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Pasar Pagi Samarinda, sebagai pusat ekonomi yang vital, memang membutuhkan pembenahan. Oleh karena itu, politisasi atas pembangunan ini dinilai sebagai tindakan yang merugikan, mengingat dampaknya bagi para pedagang yang bergantung pada pasar tersebut.
"Pemkot harus fokus pada upaya revitalisasi tanpa harus terganggu oleh kepentingan politik tertentu. Jika tidak, hal ini dapat menghambat proses pembangunan yang telah dianggarkan dengan besar," papar Nhazar.
Untuk diketahui, Pemkot Samarinda sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 280 miliar untuk revitalisasi Pasar Pagi, dengan target selesai dalam waktu 11 bulan. Namun, jika polemik politisasi terus berlanjut, nasib lebih dari 2.852 pedagang yang direlokasi menjadi taruhannya.
"Kami mendukung sepenuhnya rencana revitalisasi ini. Namun, kami menyerukan agar politik tidak campur tangan dalam proses ini. Biarkan masyarakat yang terdampak berdialog dengan pemerintah untuk mencari solusi terbaik," tutup Nhazar.
Dalam aksinya, GMP-KS juga menyampaikan empat tuntutan, antara lain mendesak percepatan revitalisasi Pasar Pagi, meminta Pemkot dan pemilik SHM untuk segera mencapai kesepakatan, serta mengecam segala bentuk politisasi yang dapat merugikan masyarakat. (*)
Editor: Redaksi
TOPIK BERITA TERKAIT:
#revitalisasi-pasar-pagi #politisasi #pemkot-samarinda #gmp-ks #aksi-mahasiswa