Samarinda, Afiliasi.net - Lebih dari satu tahun siswa di Indonesia melakukan pembelajaran dari rumah. Selama itu, banyak siswa yang mengalami penurunan kualitas belajar karena pembelajaran yang kurang maksimal.
Bahkan, setelah diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka, sejumlah siswa pun mengalami loss learning. Dimana fenomena turunnya kompetensi belajar siswa ini sudah diprediksi sebelumnya.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menyebut meski kurikulum pendidikan sudah disederhanakan, namun dianggap kurang efektif apabila tidak ada inovasi dalam sistem pembelajaran di dalam kelas.
Kekhawatiran loss learning ini rupanya sudah diantisipasi kepada para orangtua dan tenaga pengajar. Untuk itu, ia menyebut butuh peran berbagai pihak agar pembelajaran siswa bisa optimal.
"Terutama orangtua harus beri pemahaman dan perhatian lebih," ucapnya, Rabu 6 Oktober 2021.
Pasalnya, selama satu tahun setengah ini siswa berinteraksi dengan guru hanya secara daring.
"Pembelajaran itu bukan hanya tanggungjawab guru, kembali kepada marwah keluarga, ibu adalah pengajar pertama untuk mempersiapkan anak belajar di sekolah," ucapnya.
Tidak hanya orangtua, guru pun disebutkan harus berinovasi untuk mengejar ketertinggalan pelajaran.
Dilokasi lain, Kepala Sekolah SMPN 1 Samarinda Mulyadi tak menampik fenomena loss learning ini telah dirasakan. Hal ini terlihat saat dirinya menyambangi siswa di dalam kelas, siswa cenderung diam dan pasif saat guru menjelaskan. Bahkan saat guru terlambat datang, siswa hanya diam tanpa ada interaksi sesama di dalam kelas.
Untuk itu, ia meminta kepada guru-guru agar menyampaikan pembelajaran secara sederhana agar mudah dipahami para siswa. (ADV)
Penulis: Achmad
TOPIK BERITA TERKAIT:
#dprd-samarinda #sri-puji-astuti #loss-learning #pembelajaran-tatap-muka-di-samarinda