Sabtu, 27 April 2024 03:38 WIB

Daerah

Lepas Pawai Ogoh-Ogoh Jelang Nyepi Tahun Baru Saka 1946, Andi Harun Tegaskan Perbedaan Harus Dirawat

Redaktur: Redaksi
| 104 views

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, saat melepas arakan ogoh-ogoh di depan Pura Jagat Hita Karana, Jalan Sentosa, Sungai Pinang Dalam, pada Minggu (10/3/2024) sore. (Foto: Rafika W/Afiliasi.net)

Samarinda, Afiliasi.net - Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946, Umat Hindu di Kota Samarinda menggelar Pawai Ogoh-Ogoh pada Minggu (10/03/2024). Kegiatan ini dilepas langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, tepat di depan Pura Jagat Hita Karana, Jalan Sentosa, Sungai Pinang Dalam.

Pawai Ogoh-Ogoh ini untuk pertama kalinya kembali digelar di Kota Samarinda setelah vakum selama 4 tahun terakhir akibat Covid-19. Totalnya, ada 3 ogoh-ogoh yang diarak. Rute pawai ini dimulai dari Jalan Sentosa, kemudian menuju Jalan Ahmad Yani 2 atau Jalan Pemuda, belok kiri melewati Jalan Remaja, dan kembali ke Pura Jagat Hita Karana.

Dalam sambutannya, Andi Harun mengajak umat Hindu untuk menjadikan peringatan Nyepi sebagai momentum introspeksi dan menata kembali sikap serta perilaku dalam menjaga keharmonisan dengan alam, dengan sesama, dan dengan Sang Pencipta.

"Sehingga pergantian Tahun Baru Saka ini akan memberikan vibrasi positif bagi kehidupan kita yang baru untuk bersama-sama mewujudkan keharmonisan dan kedamaian," tutur Andi Harun.

Selain sebagai bagian dari rangkaian Nyepi, Andi Harun mengatakan perayaan ogoh-ogoh merupakan simbol untuk melepas segala unsur jahat di Kota Tepian. Dengan demikian, diharapkan yang tersisa hanyalah kebaikan.

"Pelepasan Bhuta Kala (roh jahat) merupakan simbol bahwa kita semua, tidak hanya umat Hindu, harus lepas dari segala bentuk kejahatan, kerusakan, dan segala bentuk yang tidak baik," ucapnya.

"Semoga itu menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kota ini dan kehidupan kekeluargaan kita diliputi dengan kebaikan," imbuh Andi Harun.

Andi Harun berfoto dengan umat agama Hindu di Pura Jagat Hita Karana (Foto: Rafika W/Afiliasi.net)

Di sisi lain, Andi Harun menyebut Pawai Ogoh-Ogoh ini sebagai pesan yang menunjukkan bahwa Kota Samarinda diliputi keberagaman dan perbedaan dalam banyak hal, seperti suku adat, budaya, dan agama.

"Kita harus merawat dan menjaga perbedaan itu, agar kita selalu rukun dan guyub dalam perbedaan, itulah Samarinda, itulah Indonesia," ujar politikus Partai Gerindra itu.

Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat yang memadati area Jalan Sentosa dan sekitarnya demi menonton arakan ogoh-ogoh dengan tabuhan musik khas Bali.

"Saya senang sekali melihat antusias masyarakat yang menanti, lama mereka berdiri, itu artinya bahwa kita berbaur kita bisa hidup berdampingan satu sama lain," ujarnya.

"Umat Hindu mempersiapkannya dengan baik. Ini juga bisa menjadi sarana silaturahmi dengan masyarakat sekitar," pungkasnya.

Editor: Redaksi


TOPIK BERITA TERKAIT: #pemkot-samarinda #wali-kota-samarinda #andi-harun #pawai-ogoh-ogoh #hari-raya-nyepi-tahun-baru-saka-1946 

Berita Terkait

IKLAN