Kukar - Kabupaten Kutai Kartanegara dikabarkan bakal alami defisit anggaran yang lumayan besar mencapai Rp 1,3 triliun di APBD 2024. Bupati Edi Damansyah mengaku tak khawatir. Sebab, kata dia, hal ini perlu penyesuaian saja.
“Iya, diasumsikan pendapatan Kukar alami defisit Rp 1,3 triliun. Tapi tenang saja tidak perlu khawatir,” sebut Bupati Edi di komplek kantor Bupati Kukar Jumat, 24 Mei 2024.
Edi mempertegas, APBD Kukar tahun ini yang sudah disahkan sangat besar, Rp 12,6 triliun. Sekalipun nantinya alami defisit, maka akan dilakukan penyesuaian.
“Jika defisit, belanja pemerintah harus ada yang dikurangi,” jelasnya.
Edi mengisyaratkan tidak ada pembahasan APBD Perubahan dengan kondisi yang dihadapi berupa tidak adanya penambahan dana bagi hasil dari pusat.
“Kami akan buat kebijakan tersendiri jika tidak ada APBD Perubahan 2024 nanti,” sebutnya.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kukar, Bahari Joko Susilo menyebut, asumsi pendapatan alami defisit sebesar Rp 1,3 triliun bersumber dari kurang salur pemerintah pusat di APBD 2023 yang lalu. Ini sudah tercatat di APBD 2024.
“Realisasi belanja Pemkab Kukar berdasarkan dari BPKAD dengan kisaran sebesar 85 persen dari APBD per tahun nya,” jelasnya.
Joko juga menyebut, memang memungkinkan tidak ada pembahasan APBD Perubahan 2024. Dengan alasan, data makro ekonomi seperti pendapatan Migas dan batu bara belum didapat dari pemerintah pusat.
“Berat untuk dapat penambahan dana dan kegiatan yang harus dibahas melalui APBD Perubahan karena APBD murni ditetapkan sudah besar di angka Rp 12,6 triliun. Kukar sudah over target pendapatan,” jelasnya.
TOPIK BERITA TERKAIT:
#edi-damansyah #kukar-idaman