Afiliasi.net - Konflik antara Israel dan Hamas hingga kini masih pecah di Gaza. Peperangan kini telah memasuki 100 hari lamanya dan telah memakan puluhan ribu korban di kota Palestina tersebut.
Dari Aljazeera dilaporkan, terdapat hingga 23.843 orang terbunuh di Gaza akibat konflik tersebut, dikutip ada Minggu (14/1/2024). Tentunya korban didominasi warga sipil khususnya anak-anak dan perempuan.
Perang di gaza yang kembali meletus sejak 7 Oktober 2023 ini menyebabkan wilayah utara dan pusat Gaza membutuhkan 1.300 truk makanan setiap hari hingga saa knk. Sebelum perang, rata-rata 2.000 truk makanan masuk ke jalur Gaza melalui perbatasan Rafah di area selatan.
Dalam tiga bulan terakhir, jumlah bahan pangan terus menyusut dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Hampir separuh penduduk wilayah tersebut menghadapi kelaparan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ahraf al-Qudra memperingatkan bahwa Rafah kini sedang mencapai titik krisis menyusul masuknya ratusan ribu warga Palestina yang terlantar.
"Infrastruktur dan layanan kesehatan di Rafah rapuh, serta tidak dapat memenuhi kebutuhan 1,3 juta warga dan pengungsi," kata dia dalam sebuah postingan di Telegram.
Meskipun rakyat Palestina di Gaza sudah dalam kondisi yang sangat mengenaskan, tidak ada tanda bahwa Israel akan menghentikan agresinya di wilayah tersebut.
Padahal, banyak negara yang telah melaporkan aksi genosida Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ). Namun, pihak Israel membantah dan menyatakan bahwa perang Gaza bentuk pembelaan yang sah bagi rakyatnya.
Editor:Siti Mu'ayyadah
TOPIK BERITA TERKAIT:
#konflik-israel-hamas #genosida #penderitaan