Jumat, 22 November 2024 07:54 WIB

Advetorial

Cerita Pengurus Yayasan Ulin Kutai Timur Menjaga Lingkungan, Sosialisasi Mulai dari Warga Sampai Sekolah

Redaktur: Redaksi
| 216 views

Istimewa

Sangatta, Afiliasi.net – Ada rasa kebanggaan tersendiri bagi pengurus Yayasan Ulin yang telah menerima penghargaan Kalpataru dari KLHK, Senin (5/6/2023). Di mana perjuangan menjaga lingkungan di Kutai Timur sejak tahun 2009 membuahkan hasil yang manis.

Ketua Yayasan Ulin Suimah mengatakan hal itu berawal dari sosialisasi ke masyarakat. Mulai dari berbicara orang ke orang hingga ke sekolah menjadi cara yang ditempuh agar masyarakat paham betul betapa pentingnya menjaga kelestarian alam. Bahkan pihaknya juga tak luput mengajak komunitas masyarakat Mesangat untuk aktif terlibat dalam kelestarian alam. Selain itu, Yayasan Ulin juga memberikan perhatian lebih terhadap satwa endemik yang ada di Kutim.

Seperti menjaga populasi dan ekosistem Buaya Badas Hitam. Buaya ini berstatus critically endangered alias terancam punah. “Termasuk Buaya Badas Hitam yang terletak di perairan Mesangat, Kecamatan Muara Ancalong, Kutai Timur,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kutai Timur Armin Nazar.

“Yayasan Ulin sangat care (peduli) dengan buaya badas hitam sehingga mereka melakukan penyelamatan melalui sosialisasi. Sehingga buaya tersebut hingga saat ini masih bertahan hidup di Muara Ancalong. Dengan demikian atas nama Dinas Lingkungan Hidup, kami mengucapkan terima kasih,” tutur Armin

Sementara itu, Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan bahwa keberadaan Penghargaan Kalpataru sangat penting.

Mengingat secara prinsip pendekatan penanganan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan Konstitusionalitas dan Prosedural. Ini sebagai refleksi kaitan antara demokrasi dan lingkungan. Yakni demokrasi dan rasa untuk menjaga lingkungan. Di mana ada kaitan filosofis, pelembagaan yang mendorong praktek atau rintisan untuk membangun nilai-nilai yang menghargai lingkungan. Serta menerapkan secara mendasar prinsip kelestarian lingkungan atau deep-green pada penempatan dalam berbagai kebijakan.

“Aktualisasinya dalam bentuk dan orientasi partisipasi yang lebih dan semakin luas atau wider participation, adopsi kebijakan-kebijakan yang berorientasi hijau serta jelasnya kaitan antara partisipasi dan hasil atau keluaran yang makin kental dimensi kelestariannya atau greener outcome,” ungkap Menteri Siti dikutip dari situs PPID MenLHK. 


TOPIK BERITA TERKAIT: #pemkab-kutim #yayasan-ulin #kalpataru-2023 

Berita Terkait

IKLAN