Jumat, 29 Maret 2024 04:35 WIB

Advetorial

Kerap Longsor, Sisi Kiri dan Kanan Gunung Manggah Bakal Dikunci Jadi RTH, Pembangunan Terowongan Dipastikan Tetap Aman

Redaktur: Rahmadani
| 3.180 views

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, saat meninjau kawasan Gunung Manggah, Selasa, 4 Oktober 2022. (Afiliasi.net)

Samarinda, Afiliasi.net - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meninjau longsor kecil yang terjadi di kawasan Gunung Manggah pada Selasa, 4 Oktober 2022 kemarin. 

Lokasi longsor ternyata tak jauh dari lahan yang rencananya dibangun terowongan sebagai penghubung Jalan Kakap dan Jalan Sultan Alimuddin, yang pengerjaan fisiknya ditarget telaksana pada November mendatang. 

Kepada awak media, Andi Harun menuturkan bahwa lantaran kerap terjadi longsor, sisi kiri dan kanan kawasan Gunung Manggah akan dikunci menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Tak sebatas itu, penguatan dinding seperti yang dibangun di Teluk Bajau, Samarinda Seberang, bakal turut dilakukan Pemkot Samarinda. 

"Ada longsor akibat tekanan air dari atas Gubung Manggah. Ini saya minta dipelajari secara teknis oleh PUPR, kalau bisa kami tangani dari sisi atas bukit. Tapi kalau tidak, maka solusinya adalah pembangunan dinding penguat seperti di Teluk Bajau. Ini masih akan diuji para ahli dan OPD teknis," jelas Andi Harun kepada awak media. 

Mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim itu membeberkan, meski longsor kerap terjadi, pembangunan terowongan dengan panjang total 710 meter yang membelah kawasan Gunung Manggah itu dipastikan tetap aman. 

"Kami sudah melalui semua studi. Semua pendekatan teknis dilakukan, pemilihan metodologi pengerjaan akan beradaptasi dengan keadaan lingkungan di sekitar," ucapnya. 

Diketahui, pun peristiwa longsor sebelumnya pernah terjadi yakni pada 1999 yang mengakibatkan 11 rumah ambruk. Kemudian pada 2007 dengan 4 rumah terbakar, 2015 dengan 2 rumah ambruk, 2016 longsor terjadi di 7 tempat berbeda dalam satu kawasan, dan pada 2017 sebanyak 6 rumah ambruk 

Sementara itu, mengenai pembangunan RTH sendiri, lanjut dijelaskan Andi Harun hal itu dikakukan agar tak sewaktu-waktu dibangun hunian atau bangunan baru. 

"Saya sudah instruksikan Kabid tata ruang PUPR, jadi peruntukannya hanya untuk RTH saja," tegasnya. 

Sebagai informasi, melalui proyek dengan skema tahun jamak (MYC), pembangunan terowongan bakal menelan biaya Rp 419 miliar. Dibangun dalam jangka waktu tiga tahun hingga tahun 2024 mendatang.  

Pemkot Samarinda pun telah menganggarkan Rp 110 miliar untuk pembangunan fisik di tahun 2022 ini sebagai tahun pertama tahapan pembuatan terowongan. 

Dikonfirmasi terkait kesiapan hingga rencana realisasi pengerjaan terowongan pada November 2022 nanti, Kepala Dinas PUPR Samarinda, Desy Damayanti, memgaku belum dapat memberikan informasi lebih dalam. 

"Maaf, karena kepala bidang terkait sekaligus PPK (pejabat, pembuat komitmen, Red) sedang pendidikan, maka belum bisa menjawab pertanyaan," ucapnya saat dikonfirmasi media ini. (*)


TOPIK BERITA TERKAIT: #gunung-manggah #rth #andi-harun #pemkot-samarinda 

Berita Terkait

IKLAN



Berita Lainnya

Terpopuler