Jumat, 22 November 2024 09:25 WIB

Advetorial

Blank Spot Jadi Kendala Program Integrasi ATKP dengan SIPlah di Kutim

Redaktur: Redaksi
| 318 views

Kadisdikbud Kutim Mulyono saat membuka sosialisasi dan implementasi ATKP terintegrasi SIPlah, di Ruang Meranti, Kantor Bupati, Selasa (29/8/2023).

Sangatta, Afiliasi.net - Integrasi Aplikasi Transaksi Keuangan Pemerintah Daerah (ATKP) dengan Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPlah) tengah dorong di Kutai Timur (Kutim). Namun dalam pelaksanaanya, sejumlah kendala harus dihadapi. Satu di antaranya adanya titik blank spot, atau daerah yang tidak terjangkau sinyal providers internet.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuayaan (Disdikbud) Kutim, Mulyono menjalaskan, bagaimana kendala yang harus dihadapi dalam integrasi ATKP dengan SIPlah.

“Kami harap program ini segera dijalankan. Namun disadari masih ada kendala, terutama di wilayah yang masih ‘blankspot’. Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), sehingga wilayah blankspot ini bisa terbantu," terang Mulyono, Selasa (29/8/2023).

Diketahui, integrasi ATKP dengan SIPlah merupakan program kerjasama Bankaltimtara bersama Disdikbud Kutim. Hal ini dilaksanakan dengan berlandaskan anggaran perbelanjaan Permendikbud Nomor 14/2020 tentang pedoman PBJ oleh satuan Pendidikan menggunakan sistem elektronik.

"Kegiatan ini menyasar 91 satuan pendidikan yang ada di Kutim. Ini tahap yang kedua, tahap pertama sudah dilaksanakan pada Juli lalu,” lanjut Mulyono.

Pimpinan Bankaltimtara Cabang Sangatta, Rianta Idrus mengatakan, sesuai arahan dari program Bank Indonesia yang telah membentuk, Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi (TP2D) bertugas melaporkan indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), maka Pemkab Kutim secara berkala berkewajiabn melaporkan indeks ETPD ini.

“Harapannya penerapan program ATKP dan Siplah ini bisa mendongkrak indeks ETPD Kutim. Meskipun wilayah Kutim cukup luas, tantangan ini tentu bisa diatasi secara bersama. Penerapan Siplah ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan UMKM di Kutim. Terutama pembelian alat tulis kantor. Transaksi ini juga akan lebih efektif, efisien dan aman,” jelas Rianta.

Pada kesempatan tersebut, Triasto Hamundipto selaku Penyelia Prospek Costumer dan Layanan Prioritas Bankaltimtara Cabang Sangatta menjelaskan program Siplah digunakan untuk mempermudah proses PBJ lebih efektif, efisien, taransparan dan akuntabel. Dengan menggunakan aplikasi SIPlah, sekolah tidak perlu melakukan transaksi langsung ke “teller”atau costumer service”.

Pembayaran akan tercatat secara “realtime”, ada rasa aman baik transaksi dalam jumalah kecil maupun besar. Dengan kata lain, saat melakukan transaksi, tidak perlu lagi langsung ke bank, cukup lewat aplikasi SIPlah. Program SIPlah sudah bekerja sama dengan beberapa marketplace seperti Blibli.com, BizOne, Gramedia, Intan Pariwara, Toko Ladang, Tiga Serangkai dan lainnya.

Triasto menambahkan bahwa, Bankaltimtara yang ditunjuk oleh BI sebagai regulator berkewajiban menyiapkan software dan sumber daya manusia untuk penerapan aplikasi SIPlah ini. Informasinya akhir tahun 2024 sudah serentak dilaksanakan. Jadi perangkatnya harus disiapkan dulu. Jika diterapkan, kita (Kutim) sudah siap,” ungkapnya. (adv/pemkabkutim)

 


TOPIK BERITA TERKAIT: #pemkab-kutim 

Berita Terkait

IKLAN