Kamis, 21 November 2024 03:50 WIB

Lifestyle

Pemilu 2024 di Depan Mata, Berikut Ini Pengertian Golput dan Dampaknya

Redaktur: Redaksi
| 283 views

Ilustrasi Golput (Medcom.id)

Afiliasi.net - Pemilu 2024 sudah berada di depan mata. Masyarakat sangat diharapkan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk melakukan pencoblosan kepada peserta Pemilu baik itu capres-cawapres hingga Caleg 2024.

Masyarakat juga dianjurkan untuk tidak golput. Apa sebenarnya istilah tersebut?

Mengutip dafi laman Pusat Edukasi Anti Korupsi, Golput atau golongan putih selalu diidentikkan dengan sikap cuek, apatis, atau tidak mau cawe-cawe dengan kondisi politik; akhirnya tidak memilih untuk berangkat ke TPS untuk mencoblos.

Istilah golput naik daun ketika menjelang Pemilu 1971. Pada sebuah siang, Kamis (3 Juni 1971), sekelompok mahasiswa, pemuda dan pelajar meriung di Balai Budaja Djakarta. Mereka memproklamirkan berdirinya "Golongan Putih" sebagai gerakan moral. Di antara tokoh-tokoh yang menjadi motor gerakan itu, seperti Adnan Buyung Nasution dan Arief Budiman, tulis Kompas, 5 Juni 1971.

"Kelompok ini merasa aspirasi politik mereka tidak terwakili oleh wadah politik formal waktu itu," demikian dikutip dari buku Arief Budiman Tukang Kritik Profesional (2020). 

“Mereka menyeru orang-orang yang tidak mau memilih partai politik dan Golkar untuk menusuk bagian yang putih (yang kosong) di antara sepuluh tanda gambar yang ada.”

Jadi golput merupakan kelompok masyarakat yang memilih untuk tidak ikut memilih. Hak suara mereka dalam Pemilu tidak digunakan sama sekali.

Tingginya golput pada suatu negara bisa memberikan berbagai dampak negatif pada negara tersebut, antara lain:

Program kerja terganggu

Sebaik apapun program kerja yang ingin dilakukan, tidak akan optimal jika angka golput tinggi. Sebab, tingginya angka golput menunjukkan bahwa sekalipun seseorang terpilih, tetapi tidak cukup mendapat kepercayaan dari masyarakat. 

Terganggunya demokrasi dalam negara

Negara demokrasi artinya negara yang melibatkan seluruh warganya dalam membuat dan mengambil keputusan, baik secara langsung maupun melalui perwakilan. Namun, tingginya golput menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi merasa adanya demokrasi, melainkan apatis terhadap orang yang dicalonkan.

Memberi kesempatan partai penguasa menang

Masyarakat diberikan kesempatan untuk memilih partai politik serta calon pemimpin dengan visi, misi, serta program kerja terbaik untuk menjadi pemimpin. Namun, ketika kesempatan tersebut diabaikan, sementara ada parpol yang memiliki banyak pendukung setia terus diajak untuk memilih, maka parpol tersebut akan berkesempatan menang. Tidak peduli apakah parpol tersebut berkualitas atau tidak, tetapi karena memiliki jumlah suara yang tinggi maka partai tersebut yang berhasil memenangkan pemilu.

Nah itu dia kerugian yang bisa dialami ketika masyarakat banyak yang memilih untuk golput. Agar hal tersebut tidak terjadi, datang lang ke TPS untuk melakukan pemilih. Masih ada waktu untuk mengenali pilihan sebelum terlambat.

Editor: Siti Mu'ayyadah


TOPIK BERITA TERKAIT: #pemilu-2024 #definisi #golput 

Berita Terkait

IKLAN